Relevansi Perjalanan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu
faktor untuk memajukan suatu bangsa. Oleh karena itu saya memilih menjadi guru
karena profesi yang mulia, panggilan jiwa yang sesuai motto hidup saya yakni berbakti,
berguna dan bermanfaat untuk orang tua, masyarakat, lingkungan bangsa dan
negara sebagai bentuk bagian dalam proses memajukan bangsa. Melihat pendidikan
di Indonesia sejak dahulu sudah ada bahkan jauh sebelum merdeka. Zaman kolonial
pendidikan tidak dapat di miliki oleh semua kalangan masyarakat, pendidikan
dibatasi dan diperuntukan bagi bangsa eropa yang menguasai nusantara dan para
bangsawan (Zuriatin
et al., 2021). Pendidikan pada kala itu tidak
memberi ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri, berpikir
kritis, kreatif sehingga membuat lulusan hanya terfokus kepada kemampuan
membaca, menulis dan berhitung yang disiapkan untuk menjadi pegawai di masa
itu. Pendidikan masa kolonial tidak mencerdaskan, melainkan mendidik manusia
untuk tergantung pada nasib yang sudah ditentukan dan bersifat pasif (Ainia,
2020). Pada awal kemerdekaan pendidikan di
sekolah masih menggunakan sistem pendidikan zaman kolonial yang
bersifat regering, tucht, orde (perintah, hukuman dan ketertiban). Akan tetapi Sekolah mulai terbuka untuk seluruh lapisan
masyarakat tanpa terkecuali akan tetapi pola pengajaran yang dilakukan selalu
berubah karena terkait situasi perkembangan zaman, histori, psikologi
masyarakat pada saat itu. Tokoh yang berperan penting dalam perjuangan
kemerdekaan indonesia, seorang wartawan, penulis dan juga dikenal sebagai Bapak
Pendidikan Indonesia yakni R.M. Soewardi Surjaningrat atau yang lebih dikenal
dengan nama Ki Hajar Dewantara mengatakan mengenai merdeka dalam belajar dan
guru yang profesional yakni seorang guru diharapkan mampu
mengembangkan metode yang sesuai dengan sistem pengajaran dan pendidikan, yaitu
metode among, yakni metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pola
asih, asah, dan asuh yang memusatkan sentar pendidikan ke peserta didik. Sebagai seorang pendidik hendaknya
memberi kebebasan berpikir kritis, mandiri, berkerjasama, menuntun menemukan
potensial bakat yang dimiliki sesuai dengan kodratnya. Seorang pendidik
hendaklah membuat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan
pembelajaran berpusat kepada peserta didik guna memberi keleluasaan berpikir,
membuat peserta didik bersemangat belajar, berperan aktif dan membuat suasana
pembelajaran dalam kelas menjadi hidup. Peserta didik di minta
mengindentifikasi masalah, membuat project atau menemukan masalah dalam
pembelajaran hendaknya dilakukann agar peserta didik selalu berperan aktif
dalam pembelajaran.
Pada
abad 21 ini ada kebijakan merdeka belajar yakni merupakan suatu langkah untuk
mencapai pendidikan yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini dengan
tujuan untuk mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki
karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Konsep merdeka belajar
sama dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan mempertimbangkan
aspek keseimbangan cipta, rasa, dan karsa. Cipta atau kekuatan untuk berpikir
adalah suatu bagian di dalam jiwa manusia dalam mengenali, memahami, mengingat
dan menyimpulkan berbagai obyek dan fenomena di sekitarnya. Kekuatan jiwa kedua
adalah rasa, yaitu segala gerak dan perubahan hati sehingga manusia dapat
merasakan senang, sedih, kecewa, malu, bangga, kasihan, benci, sayang dan lain
sebagainya. Kekuatan ketiga adalah karsa atau kehendak atau kemauan. Kehendak
ini merupakan dorongan alami dari dalam diri manusia (Ki Hadjar menyebutnya
hawa nafsu kodrati). Merdeka belajar memberi kebebasan pada siswa dan guru
untuk mengembangkan bakat dan keterampilan yang ada dalam diri karena selama
ini pendidikan lebih menekankan pada aspek pengetahuan sehingga siswa
diharapkan lebih banyak praktek implementasi nilai-nilai karakter bangsa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Setelah membaca
materi mengenai perjalanan pendidikan sampai dengan sekarang perubahan yang
terlihat dalam diri ialah mengenai mulai senang membaca mengenai perjalanan
pendidikan karena bisa menjadi bahan referensi untuk belajar mengajar, mulai
mengetahui konsep sebagai seorang pendidik pada saat mengajar, dilingkungan
sekolah bahkan masyarakat. Sesuatu yang akan saya bawa dan praktikan ketika
disekolah bahkan di dalam kelas ialah menumbuhkan minat untuk membaca bisa
dimulai dengan buku yang disukai sampai mengarah ke mata pelajaran yang akan di
laksanakan, karena dengan membaca maka akan banyak informasi yang bisa
diperoleh, akan ada banyak hal yang ingin diketahui kedepannya sehingga membuat
seseorang akan menjadi candu dalam membaca karena kebutuhan informasi yang
ingin dicari. Semakin banyak gerakan Literasi yang dilakukan maka akan
memperkaya ilmu pengetahuan seorang pelajar.
Komentar
Posting Komentar